Pengantar Sistem Informasi
Meningkatkan Profesionalisme Di Bidang Teknologi Informasi
Teknologi informasi (TI) merupakan teknologi yang selalu berkembang baik secara revolisioner (seperti misalnya perkembangan dunia perangkat keras) maupun yang lebih bersifat evolusioner (seperti yang terjadi pada perkembangan perangkat lunak). Hal itu mengakibatkan bahwa pekerjaan di bidang teknologi informasi menjadi suatu pekerjaan dimana pelakunya harus terus mengembangkan ilmu yang dimilikinya untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi tersebut. Artinya, seseorang yang sudah sampai pada level “ahli” di satu bidang pada saat ini, bisa ketinggalan pada di bidang yang sama di masa depan jika tidak mengikuti perkembangan yang ada.
1. Peningkatan Profesionalisme
Dalam menjalan profesinya, seseorang yang berkerja dalam bidang TI harus memiliki beberapa persyaratan, profesionalisme, seperti :
a. Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21.
b. Penguasaan kiat-kiat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis, bukan hanya merupakan teori atau konsep-konsep belaka.
c. Pengembangan kemampuan professional berkesinambungan. Profesi di bidang teknologi informasi, merupakan profesi yang berkembang terus-menerus dan berkesinambungan sehingga para pemain di dalamnya harus proaktif dan tidak boleh pasif dalam menyikapi perkembangan tersebut.
Dengan adanya persyaratan profesionalisme tersebut, perlu adanya paradigmabaru untuk melahirkan tenaga-tenaga professional yang memiliki kepribadian matang dan berkembang, penguasaan ilmuu yang kuat, ketrampilan untuk membangkitkan minat peserta didikkepada sains dan teknologi dan pengembangan profesi secara berkesinambungan. Keempat aspek tersebut merupakan satu-kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang ikut mempengaruhi perkembangan profesi yang professional.
Beberapa hal yang dapat di kategorikan sebagai penyebab rendahnya profesionalisme pekerja di bidang IT, antara lain ;
a. Masih banyak pekerja di bidang TI yang tidak menekuni profesinya secara total atau hanya sekedar Sembilan.
b. Belum adanya konsep yang jelas dan terdefinisi tentang norma dan etika profesi pekerja di bidang TI.
c. Masih belum ada (menurut pengamatan penulis) organisasi professional yang menangani para professional di bidang TI.
Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dan organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi, penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas pekerja, imbalan, dan sebagainya, secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme pekerja di bidang teknologi informasi.
2. Mempersiapkan SDM
Bidang teknologi informasi tergolong bidang baru dibandingkan dengan bidang-bidang pekerjaan lainya. Hali itu menyebabakan terjadinya kelangkaan sumber daya manusia dan tenaga kerja di bidang ini. Untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah terpadu untuk mempersiapkan sumberdaya manusia dibidang tersebut sejak dini. Apalagi Indonesia yang dikenal sebagai pengirim tenaga kerja ke luar negeri, memiliki pottensi untuk mengirimkan tenaga kerja terlatih (skill worker).
Beberapa hal yang telah dilakukan di Indonesia antara lain adalah membuka berbagai program pendidikan di bidang Teknologi Informasi seperti misalnya ;
a. Program Sekolah 2000
Program Sekolah 2000 merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa internet Indonesia yang bertujuan untuk menjaring sekolah-sekolah di seluruh Indonesia dengan Internet. Dengan program tersebut maka di harapkan pelajar di Indonesia sudah berkenalan dengan Internet sejak dini sehingga membuka akses informasi dann pengetahuan yang tidak terbatas dengan dunia luar.
b. Program SMK Teknologi Informasi.
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang bertujuan mencetak tenaga kerja yang siap pakau dalam kegiatan operasional. Adanya SMK TI, diharapkan bahwa lulusanl SMK dapat dikaryakan secara professional dibagian-bagian seperti operator, technical support, help desk, atau web designer.
c. Program Diploma Teknologi Informasi.
Hamper sama dengan SMK, program diploma ini juga diharapakan menjadi tenaga kerja yang siap digunakan dan terampil di bidangnya. Banyak perusahaan menginginkan tenaga kerja yang siap pakai, tetapi lebih berpengalaman sepetri yang diharapkan pada level ini.
d. Program Pendidikan Sarjana Teknologi Informasi.
Program pendidikan sarjana, menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil, tetapi di lengkapi dengan kemampuan analisis dan perancangan sistem yayng kuat. Program sarjana tidak hanya meluluskan seseorang dengan kualitas programmer tetapi diharapkan juuga mampu menghasilkan insan-insan software enginer yang baru Selain tingkat pendidikan formal seperti di atas, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan pendidikan non-formal seperti misalnya kursus-kursus bidang IT, sampai pada setifikasi. Tetapi, pendidikan dalam bentuk training umumnya cukup mahal. Oleh karena itu, perlu di kembangkan paket-paket pelatihan yang terjangkau. Dalam hal ini peran pemerintah sangat di perlukan dalam rangka membantu proses pendidikan tersebut baik dari isi pengurangan biaya pendidikan maupun penambahan fasilitas yayng lebih memadai.
3. Menjadi Profesional dengan Sertifikasi
Harus diakui, bahwa profesi dibidang teknologi informasi merupakan profesi yang tergolong baru diantara profesi-profesi yang lain, seperti kedokteran, guru dan sebagainya. Tentu ubanyak tantangan yayng akan dihadapi oleh pelaksana profesi tersebut. Sebagai contoh, tantangan bagi mereka yang terlibat dalam pengembangan situs web adalah membangun situs yang komunikatif dan user friendly, serta tepat guna. Artinya pengembangan situs web harus mampu memilah, memilih, dan mengimplementasikan ketrampilan, seni, teknologi baik perangkat keras maupun perangkat lunak untuk keberhasilan pengembangan tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan standarisasi dari sebuah profesi agar pelaku profesi tersebut dapa mempertanggungjawabkan kemampuannya dalam menjalankan pekerjaannya.
Sertifikasi merupakan salah satu cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesu. Atau paling tidak, sertifikasi merupakan lambing dari sebuah profesionalisme. Beberapa alasan tentang pentingnya sertifikasi untuk professional dibidang teknologi iinformasi antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Bahwa untuk menuju pada level yang di harapkan, pekerjaan di bidang TI membutuhkan expertise. Expertise atau kepakaran tersebut akan didapatkan jika seorang pelaku profesi mampu menguasai secara mendalam sampai ke “akar-akarnya”. Penguasaan secara mendalam tersebut dapat di buktikan melalui sertifikasi karena untuk menuju sertifikasi ada proses ujian atau tes yan tidak mudah dan memenuhi standar tertentu.
b) Bahwa profesi di bidang teknologi informasi, dapat dikatakan merupakan profesi menjual jasa, dan bisnis jasa bersifat kepercayaan. Prospek dari profesi ini terletak pada kepercayaan masyarakat zaman ini terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya. Kepercayaan tersebut akan semakin kuat jika bukti keahlian dari seseorang di bidang teknologi informasi dapat di tunjukan dengan adanya sertifikat yang di keluarkan oleh Lembaga Sertifikasi yang bertaraf Internasional. Sebenarnya dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, serta kemudahan mendapatkan pengetahuan lewat internet disatu sisi dapat membantu mereka yang ada di profesi-profesi ini dalam menambah kemampuan untuk berkerja dan berinovasi. Namun terkadang orang membutuhkan suatu bukti kongrit yang dapat langsung di ketahui sehingga menambah “trust” terhadap pelaku profesi tersebut.
Berikutnya beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan sertifikasi antara lain :
a) Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih professional.
b) Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlian individu terhadap sebuah profesi.
c) Pengakuan dari organisasi profesi sejenis (bencmarking), baik pada tingkat regional maupun internasional.
d) Membuka akses lapangan pekerjaan secara nasional, regional maupun internasional.
e) Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan pedoman skala yang diperlakukan.
Standarisasi dan sertifikasi dapat dilakukan oleh badan-badan resmi yang ditunjuk pemerintah atau dilakukan juga oleh industry secara langsung atau yang sering disebut vendor certification. Pada kenyataannya, memang industrilah yang lebih mengetahui kebutuhan tenaga kerja atau sumber daya manusia yang sesuai untuk mereka.
Baca Juga : Artikel Tentang Jurnal Manajemen Operasional
Semoga Bermanfaat guys,
next post.
(Sumber Data : Buku Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di bidang Teknologi Informasi)
0 Komentar